Selasa, 13 September 2016

Pemikiran Max Weber

Assalamu’alaikum wr.wb
Weber memandang hukum sebagai suatu kumpulan norma-norma atau aturan-aturan yang dikelompokkan dan dikombinasikan dengan  consensus, menggunakan alat kekerasan sebagai daya paksaan. Ia menganggap bahwa hukum adalah kespakatan yang valid dalam suatu kelompok tertentu. Weber disebut sebagai bapak sosilogi hukum modern, yang menggarap hukum secara komprehensif dengan metode sosiologis. Usaha Weber untuk menyingkap ciri yang menonjol dari masyarakat barat, membawanya kepada rasionalitas sebagai kuncinya.
Tipologinya yang disusun melalui sumbu formal-subtantif dan sumbu Irasional-Rasional, yaitu sebagai berikut :
1.      Menyangkut perbedaan bagaimana suatu sistem hukum itu disusun, sehingga merupakan suatu sistem yang mampu menentukan sendiri peraturan dan prosedur yang dipakai untuk mengambil suatu keputusan.
2.      Subtantif, bersifat eksternal dan merujuk kepada ukuran di luarnya, terutama kepada niali-nilai agama, etika serta politik.
Weber berpendapat, hukum memiliki rasionalitasnya yang subtantif ketika subtansi hukum itu memang terdiri dari aturan-aturan umum In Abstracto, yang siap didedukasikan guna menangani kasus konkrit. Ada tiga tipe dalam penyelenggaran dalam pengadilan menurut Weber yaitu :
a.       Tipe perdilan kadi atau peradilan dengan fungsi perdamaian atas dasar kerifan dan kebijaksanaan sang pengadil.
b.      Tipe perdailan empiris, dan
c.       Tipe peradilan yang rasional
Peradilan Kadi, menurut Weber adalah perdilan yangsangat arbiter dan karenanya dinilai sebagai pengadilan yang tidak rasional. Keputusan peradilan ini dipercayakan sepenuhnya kepada sang pengadil, tanpa diperlukan adanya kontrol oleh system lainnya. Tipe empiris adalah tipe pradilan yang lebih rasional, sekalipun belum sepenuhnya. Dalam peradilan empiris ini, sang hakim memutuskan perkara-perkara sepenuhnya dengan cara beranalogi. Peradilan ini dilakukan oleh mereka yang bernaung di bawah filsafat positivisme.

Dalam pemikiran Max Weber ada beberapa jenis masyarakat yaitu masyarakat primitive, semi modern, modern, kalau primitive itu masyarakatnya itu condong menggunakan insting kepercayaan pada yang ghoib, sedangkan masyarakat semi modern itu disebut masyarakat karismatik yaitu mengandalkan salah satu tokoh yang di anggap mempunyai suatu karisma kewibawaan dan kata katanya menjadi rujukan ,masyarakat tersebut, dan masyarakat modern itu sudah menggunakan hukum yang sudah tertulis.
Pemikiran Max Wiber di atas itu dapat dilihat kenyataannya pada kehidupan masyarakat sebagai contoh ada tetangga desa saya itu bias dikatakan masyarakat di sana itu satu pemikiran tapi beda keyakinan, kehidupan masyarakatmya itu rukun dan kompak,tidak menyalahkan satu sama lain.
Dalam mmenyelesaikan masalah mereka itu condong kepada perkataan atau keputusan dari satu tokoh yang di anggab masyarakat disana mengerti, misalnya saja pada suatu hari disana ada satu kasus yang membingungkan masyarakat yaitu tentang pohon besar yang berada di tengah tengah pemukuman warga yang kononnya pohon tersebut dilarang untuk menebannya, akan tetapi beliau berpendapat untuk menyuruh menebangnya karena pohon tersebut meresahkan warga, dan warga sekitar menebang pohon tersebut atas perintah beliau.tapi meskipun tokoh masyarakat itu sudah memutuskan begitu malah dengan di tebangnya pohon tersebut ada beberapa warga yang menjadi lebih resah karena merasa akan terjadi hal hal yang tidak di inginkan setelah di tebangnya pohon tersebut.
Dan ada contoh lagi di desa itu terdapat jembatan yang dulu jembatan tersebut di buat oleh belanda dan masih sampai sekarang yang disebut bok pegat,di situ dipercayai kalau pengantin baru atau calon pengantin yang liwat jembatan tersebut akan mengalami hal - hal yang buruk,dan itu sangat meresahkan masyarakat melihat situasi yang demikian tokoh atau kyai di desaitu memberikan penjelasan bawasannya keyakinan tersebut di hapus saja,karena keyakinan tersebut akan menimbulkan musrik, setelah itu  masyarakat mulai menghilangkan keyakinan tersebut ,tapi ada beberapa yang masih percaya akan bok pegat tersebut.
Dari beberapa contoh kehidupan masyarakat di atas dapat kita lihat dan kita hubungkan dengan pemikiran Max Weber dan contoh di atas adalah kalau saya katakan tidak bias dikatakan  masyarakat primitive atau masyarakat karismatik tapi campuran antara keduanya, ada yang mengandalkan satu tokoh da nada yang masih mempercayai ingsting mereka.
Sekian semoga bermanfaat dan menambah ilmu bagi semuanya….
Wassalamu’alaikum wr. Wb.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar